Mode Gelap
Artikel teks besar

Jalur Gumitir Ditutup, Alat Berat Penuhi Titik Perbaikan KM 233.500

Pekerja proyek perbaikan jalan di KM 233.500, tepatnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Jember
(Warta Rakyat) – Jalur nasional Gunung Gumitir resmi ditutup total mulai Kamis (24/7/2025) akibat dimulainya proyek perbaikan jalan di KM 233.500, tepatnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Penutupan dilakukan selama dua bulan ke depan dan arus lalu lintas dialihkan ke jalur Pantura Situbondo, jalur Ijen, serta jalur alternatif perkebunan.

Sebanyak lima unit alat berat, termasuk bor pile mesin dan ekskavator, mulai didatangkan ke lokasi proyek. Panjang alat mencapai 7,3 meter dengan berat antara 30 hingga 40 ton per unit. Ukuran alat ini hampir memenuhi lebar jalan yang hanya 7 hingga 9 meter, sehingga penutupan jalur dianggap mutlak dilakukan.

"Untuk hari ini kami fokus pada persiapan dan penyetelan alat berat. Proses pengangkutan dilakukan bergantian karena akses jalan terbatas dan sebagian jalur digunakan alat berat," ujar Aipda Dwi Cahyo Utomo, Kanit Lantas Polsek Sempolan, saat di lokasi.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Rajendra Pratama Jaya dengan anggaran sebesar Rp 15.745.556.000, bersumber dari APBN 2025 melalui Kementerian Pekerjaan Umum. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur, Setya Wardana, menjelaskan bahwa total durasi proyek mencapai lima bulan, terhitung sejak akhir Juni hingga awal Desember 2025.

"Mulai akhir Juni hingga awal Desember 2025, cuma untuk pemasangan bored pile ini yang makan waktu cukup lama, mulai hari ini hingga dua bulan ke depan," jelas Setya, Kamis (24/7/2025).

Ia menjelaskan, sebanyak 55 titik bored pile akan dipasang sejauh 115 meter, masing-masing dengan diameter 80 cm. Prosesnya memakan waktu karena memerlukan pengeboran, pemasangan besi, lalu pembetonan. Lebar alat bor yang melebihi lebar jalan menjadi alasan utama penutupan total jalur.

"Karena jalan kami lebarnya 7 meter, sementara alat kami 7,3 meter. Makanya nanti melintang alatnya, sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati," tambahnya.

Sementara itu, pengalihan arus kendaraan diberlakukan melalui jalur Pantura Situbondo, Bondowoso–Ijen, dan jalur perkebunan Lereng Gunung Gumitir. Namun, Plt Kepala Dinas Perhubungan Jember, Gatot Triyono, mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan semua jalur alternatif secara sembarangan.

"Jalur lewat Bondowoso–Ijen cukup ekstrem dan tidak kami sarankan. Sementara jalur tanah manis hanya disiapkan untuk roda dua milik warga sekitar. Jalurnya sempit, terjal, dan tanpa penerangan," tegas Gatot.

Petugas juga meminta pengendara menaati rambu dan petunjuk yang telah disediakan, karena masih banyak warga yang tersesat di kawasan kebun kopi akibat kurangnya informasi. Di sisi lain, papan proyek pengerjaan di lokasi utama belum terpasang.

Budi, perwakilan dari PT Rajendra Pratama Jaya, mengakui keterlambatan itu. "Belum sempat memasang papan proyek, masih sibuk papan petunjuk di jalur alternatif di kawasan kebun," katanya. (Ruk)